PERILAKU KONSUMEN – MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU
MEMPENGERUHI SIKAP DAN PERILAKU
NAMA : FARAH SALSABILAH BATARA
KELAS : 3EA09
NPM : 12212760
MK : PERILAKU KONSUMEN (SOFTSKILL)
1.
Pengertian Sikap
Sikap adalah
keadaan diri dalam manusia yang menggerakkan untuk bertindak atau berbuat dalam
kegiatan sosial dengan perasaan tertentu di dalam menanggapi obyek situasi atau
kondisi di lingkungan sekitarnya.
Menurut
Sarnoff (dalam Sarwono, 2000) mengidentifikasikan sikap sebagai kesediaan untuk
bereaksi (disposition to react) secara positif (favorably) atau secara negatif
(unfavorably) terhadap obyek – obyek tertentu. D.Krech dan R.S Crutchfield
(dalam Sears, 1999) berpendapat bahwa sikap sebagai organisasi yang bersifat
menetap dari proses motivasional, emosional, perseptual, dan kognitif mengenai
aspek dunia individu.
Sedangkan
La Pierre (dalam Azwar, 2003) memberikan definisi sikap sebagai suatu pola
perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan
diri dalam situasi sosial, atau secara sederhana, sikap adalah respon terhadap
stimuli sosial yang telah terkondisikan. Lebih lanjut
Soetarno
(1994) memberikan definisi sikap adalah pandangan atau perasaan yang disertai
kecenderungan untuk bertindak terhadap obyek tertentu. Sikap senantiasa
diarahkan kepada sesuatu artinya tidak ada sikap tanpa obyek. Sikap diarahkan
kepada benda-benda, orang, peritiwa, pandangan, lembaga, norma dan lain-lain.
Sikap adalah pernyataan evaluatif terhadap objek, orang atau peristiwa. Hal
ini mencerminkan perasaan seseorang terhadap sesuatu.
Sikap
mempunyai tiga komponen utama: kesadaran, perasaan, dan perilaku. Keyakinan
bahwa “Diskriminasi itu salah” merupakan sebuah pernyataan evaluatif. Opini
semacam ini adalah komponen Kognitif dari sikap yang menentukan tingkatan untuk
bagian yang lebih penting dari sebuah sikap -komponen afektifnya. Perasaan
adalah segmen emosional atau perasaan dari sebuah sikap dan tercermin dalam
pernyataan seperti “Saya tidak menyukai John karena ia mendiskriminasi
orang-orang minoritas”. Akhirnya, perasaan bisa menimbulkan hasil akhir dari
perilaku. Komponen perilaku dari sebuah sikap merujuk pada suatu maksud untuk
berperilaku dalam cara tertentu terhadap seseorang atau sesuatu. Definisi
dapaat dilihat berdasarkan :
1. Berorientasi kepada respon
sikap adalah suatu bentuk dari perasaan,
yaitu perasaan mendukung atau memihak ( favourable)
maupun perasaan tidak mendukung (Unfavourable) pada suatu objek
2. Berorientasi kepada kesiapan
respon adalah sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu
objek dengan cara-caratertentu, apabila dihadapkan pada suatu stimulus yang
menghendaki adanya respon.Yaitu suatu pola perilaku, tendenasi atau kesiapan
antisipatif untuk menyesuaikan diri darisituasi sosial yang telah
terkondisikan.
3. Berorientasi kepada skema
triadik adalah sikap merupakan konstelasi komponen-komponen kognitif, afektif,
dan konatif yangsaling berinteraksi dalam memahami, merasakan, dan berperilaku
terhadap suatu objek dilingkungan sekitarnya.
Meskipun ada
beberapa perbedaan pengertian sikap, tetapi berdasarkan pendapat-pendapat
tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa sikap adalah keadaan diri dalam
manusia yang menggerakkan untuk bertindak atau berbuat dalam kegiatan sosial
dengan perasaan tertentu di dalam menanggapi obyek situasi atau kondisi di
lingkungan sekitarnya. Selain itu sikap juga memberikan kesiapan untuk merespon
yang sifatnya positif atau negatif terhadap obyek atau situasi.
2.
Pengertian Perilaku
Perilaku
adalah keadaan jiwa untuk berpendapat, berfikir, bersikap, dan lain sebagainya
yang merupakan refleksi dari berbagai macam aspek, baik fisik maupun non fisik.
Robert Y.
Kwick (1972) menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu
organisme yang dapat diamati dan bahkan dipelajari.
Menurut
Ensiklopedi Amerika, perilaku diartikan sebagai suatu aksi dan reaksi organisme
terhadap lingkungannya, hal ini berarti bahwa perilaku baru akan terwujud bila
ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan tanggapan yang disebut
rangsangan, dengan demikian maka suatu rangsangan tertentu akan menghasilkan
perilaku tertentu pula.
Perilaku
manusia adalah sekumpulan perilaku yang dimiliki oleh manusia dan dipengaruhi
oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika, kekuasaan, persuasi, dan/atau genetik.
Sedangkan Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang
berhubungan denganpencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta
pengevaluasi produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan.
Pada akhir
tahun 1960-an, hubungan yang diterima tentang sikap dan perilaku ditentang oleh
sebuah tinjauan dari penelitian. Berdasarkan evaluasi sejumlah penelitian yang
menyelidiki hubungan sikap-perilaku, peninjau menyimpulkan bahwa sikap tidak
berhubungan dengan perilaku atau, paling banyak, hanya berhubungan sedikit.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa sikap memprediksi perilaku masa depan
secara signifikan dan memperkuat keyakinan semula dari Festinger bahwa hubungan
tersebut bisa ditingkatkan dengan memperhitungkan variabel-variabel pengait.
Menurut James
F. Engel – Roger D. Blackwell – Paul W. Miniard dalam Saladin (2003 : 19)
terdapat tiga faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu :
1. Pengaruh lingkungan, terdiri
dari budaya, kelas sosial, keluarga dan situasi. Sebagai dasar utama perilaku
konsumen adalah memahami pengaruh lingkungan yang membentuk atau menghambat
individu dalam mengambil keputusan berkonsumsi mereka. Konsumen hidup dalam
lingkungan yang kompleks, dimana perilaku keputusan mereka dipengaruhi oleh
keempat faktor tersebut diatas.
2. Perbedaan dan pengaruh
individu, terdiri dari motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap,
kepribadian, gaya hidup, dan demografi. Perbedaan individu merupkan faktor
internal (interpersonal) yang menggerakkan serta mempengaruhi perilaku. Kelima
faktor tersebut akan memperluas pengaruh perilaku konsumen dalam proses
keputusannya.
3. Proses psikologis, terdiri dari
pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan sikap dan perilaku. Ketiga faktor
tersebut menambah minat utama dari penelitian konsumen sebagai faktor yang
turut mempengaruhi perilaku konsumen dalam penambilan keputusan pembelian.
3.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Sikap
Proses
belajar sosial terbentuk dari interaksi sosial. Dalam interaksi sosial,
individu membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objek psikologis yang
dihadapinya. Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap
adalah:
Pengalaman
pribadi.
Untuk dapat
menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi harus meninggalkan kesan
yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman
pribadi tersebut melibatkan faktor emosional. Dalam situasi yang melibatkan
emosi, penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama berbekas.
Kebudayaan.
B.F. Skinner
(dalam, Azwar 2005) menekankan pengaruh lingkungan (termasuk kebudayaan) dalam
membentuk kepribadian seseorang. Kepribadian tidak lain daripada pola perilaku
yang konsisten yang menggambarkan sejarah reinforcement (penguatan, ganjaran)
yang dimiliki. Pola reinforcement dari masyarakat untuk sikap dan perilaku
tersebut, bukan untuk sikap dan perilaku yang lain.
Orang lain
yang dianggap penting.
Pada umumnya,
individu bersikap konformis atau searah dengan sikap orang orang yang
dianggapnya penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan
untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang
dianggap penting tersebut.
Media massa.
Sebagai
sarana komunikasi, berbagai media massa seperti televisi, radio, mempunyai
pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Adanya informasi
baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya
sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa informasi
tersebut, apabila cukup kuat, akan memberi dasar afektif dalam mempresepsikan
dan menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.
Faktor yang
mempengaruhi perilaku:
1. Faktor
Internal
Tingkah laku
manusia adalah corak kegiatan yang sangat dipengaruhi oleh faktor yang ada
dalam dirinya. Faktor-faktor intern yang dimaksud antara lain jenis
ras/keturunan, jenis kelamin, sifat fisik, kepribadian, bakat, dan
intelegensia. Faktor-faktor tersebut akan dijelaskan secara lebih rinci seperti
di bawah ini.
a. Jenis Ras/
Keturunan
Setiap ras
yang ada di dunia memperlihatkan tingkah laku yang khas. Tingkah laku khas ini
berbeda pada setiap ras, karena memiliki ciri-ciri tersendiri. Ciri perilaku
ras Negroid antara lain bertemperamen keras, tahan menderita, menonjol dalam
kegiatan olah raga. Ras Mongolid mempunyai ciri ramah, senang bergotong royong,
agak tertutup/pemalu dan sering mengadakan upacara ritual. Demikian pula
beberapa ras lain memiliki ciri perilaku yang berbeda pula.
b. Jenis
Kelamin
Perbedaan
perilaku berdasarkan jenis kelamin antara lain cara berpakaian, melakukan
pekerjaan sehari-hari, dan pembagian tugas pekerjaan. Perbedaan ini bisa
dimungkikan karena faktor hormonal, struktur fisik maupun norma pembagian
tugas. Wanita seringkali berperilaku berdasarkan perasaan, sedangkan orang
laki-laki cenderug berperilaku atau bertindak atas pertimbangan rasional.
c. Sifat
Fisik
Kretschmer
Sheldon membuat tipologi perilaku seseorang berdasarkan tipe fisiknya.
Misalnya, orang yang pendek, bulat, gendut, wajah berlemak adalah tipe piknis.
Orang dengan ciri demikian dikatakan senang bergaul, humoris, ramah dan banyak
teman
d.
Kepribadian
adalah segala
corak kebiasaan manusia yang terhimpun dalam dirinya yang digunakan untuk
bereaksi serta menyesuaikan diri terhadap segala rangsang baik yang datang dari
dalam dirinya maupun dari lingkungannya, sehingga corak dan kebiasaan itu
merupakan suatu kesatuan fungsional yang khas untuk manusia itu. Dari pengertian
tersebut, kepribadian seseorang jelas sangat berpengaruh terhadap perilaku
sehari-harinya
e.
Intelegensia
adalah
keseluruhan kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah dan
efektif. Bertitik tolak dari pengertian tersebut, tingkah laku individu sangat
dipengaruhi oleh intelegensia. Tingkah laku yang dipengaruhi oleh intelegensia
adalah tingkah laku intelegen di mana seseorang dapat bertindak secara cepat,
tepat, dan mudah terutama dalam mengambil keputusan
f. Bakat
adalah suatu
kondisi pada seseorang yang memungkinkannya dengan suatu latihan khusus
mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus, misalnya berupa
kemampuan memainkan musik, melukis, olah raga, dan sebagainya
2. Faktor
Eksternal
a. Pendidikan
Inti dari
kegiatan pendidikan adalah proses belajar mengajar. Hasil dari proses belajar
mengajar adalah seperangkat perubahan perilaku. Dengan demikian pendidikan
sangat besar pengaruhnya terhadap perilaku seseorang. Seseorang yang
berpendidikan tinggi akan berbeda perilakunya dengan orang yang berpendidikan
rendah.
b. Agama
Agama akan
menjadikan individu bertingkah laku sesuai dengan norma dan nilai yang
diajarkan oleh agama yang diyakininya.
c. Kebudayaan
diartikan
sebagai kesenian, adat istiadat atau peradaban manusia. Tingkah laku seseorang
dalam kebudayaan tertentu akan berbeda dengan orang yang hidup pada kebudayaan
lainnya, misalnya tingkah laku orang Jawa dengan tingkah laku orang Papua.
d. Lingkungan
adalah segala
sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun
sosial. Lingkungan berpengaruh untuk mengubah sifat dan perilaku individu
karena lingkungan itu dapat merupakan lawan atau tantangan bagi individu untuk
mengatasinya. Individu terus berusaha menaklukkan lingkungan sehingga menjadi
jinak dan dapat dikuasainya.
e. Sosial
Ekonomi
Status sosial
ekonomi seseorang akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan
untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi
perilaku seseorang.
4.
Pembahasan
Kepercayaan
konsumen terhadap suatu produk bahwa produk tersebut memiliki atribut adalah
akibat dari pengetahuan konsumen. Menurut Mowen dan Minor kepercayaan konsumen
adalah pengetahuan konsmen mengenai suatu objek, atributnya, manfaatnya.
Pengetahuan tersebut berguna dalam mengkomunikasikan suatu produk dan
atributnya kepada konsumen. Sikap menggambarkan kepercayaan konsumen terhadap
berbagai atribut tersebut. Berikut adalah beberapa karakteristik sikap antara
lain :
1.Sikap
positif, negatif, netral.
2.Keyakinan
sikap.
3.Sikap
memiliki objek.
4.Konsistensi
sikap.
5.Resistensi
sikap.
Empat fungsi
sikap yang bisa digunakan oleh pemasar sebagai metode untuk mengubah sikap
konsumen terhadap produk dan atributnya menurut Daniel Katz antara lain :
1.Fungsi utilitarian.
2.Fungsi
mempertahankan ego.
3.Fungsi
ekspresi nilai.
4.Fungsi
pengetahuan.
Pengukuran
sikap yang paling populer digunakan oleh para peneliti konsumen adalah model
multi atribut yang terdiri dari tiga model : the attittude toward-object model,
the attittude toward-behavior model, dan the theory of reasoned-action model.
Model ini menjelaskan bahwa sikap konsumen terhadap suatu objek sangat
ditentukan oleh sikap konsumen terhadap atribut-atribut yang dievaluasi. Model
ini menekankan tingkat kepentingan yang diberikan kosumen kepada suatu atribut
sebuah produk. Model sikap lainnya yang juga sering digunakan adalah model
sikap angka ideal. Model ini memberikan informasi mengenai sikap konsumen
terhadap merek suatu produk sekaligus memberikan informasi mengenai merek ideal
yang dirasa suatu produk. Perbedaannya dengan model multi atribut adalah
terletak pada pengukuran sikap menurut konsumen.
Komponen yang
secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude) yaitu
Kognitif
(cognitive)
Berisi
kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi obyek
sikap. Sekali kepercayaan itu telah terbentuk maka ia akan menjadi dasar
seseorang mengenai apa yang dapat diharapkan dari obyek tertentu
Afektif
(affective)
Menyangkut
masalah emosional subyektif seseorang terhadap suatu obyek sikap. Secara umum
komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki obyek tertentu.
Konatif
(conative)
Komponen
konatif atau komponen perilaku dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana
perilaku atau kecenderungan berperilaku dengan yang ada dalam diri seseorang
berkaitan dengan obyek sikap yang dihadapi.
Sikap
memiliki beberapa karakteristik, antara lain: arah, intensitas, keluasan,
konsistensi dan spontanitas (Assael, 1984 dan Hawkins dkk, 1986). Karakteristik
dan arah menunjukkan bahwa sikap dapat mengarah pada persetujuan atau tidaknya
individu, mendukung atau menolak terhadap objek sikap. Karakteristik intensitas
menunjukkan bahwa sikap memiliki derajat kekuatan yang pada setiap individu
bisa berbeda tingkatannya. Karakteristik keluasan sikap menunjuk pada cakupan
luas mana kesiapan individu dalam merespon atau menyatakan sikapnya secara
spontan. Dari definisi-definisi yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan
bahwa sikap adalah suatu bentuk evaluasi perasaan dan kecenderungan potensial
untuk bereaksi yang merupakan hasil interaksi antara komponen kognitif, afektif
dan konatif yang saling bereaksi didalam memahami, merasakan dan berperilaku
terhadap suatu objek.
Sumber
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar