PERILAKU
KONSUMEN – KEPRIBADIAN, NILAI, DAN GAYA HIDUP
KEPRIBADIAN,
NILAI, DAN GAYA HIDUP
NAMA :
FARAH SALSABILAH BATARA
KELAS :
3EA09
NPM :
12212760
MK :
PERILAKU KONSUMEN (SOFTSKILL)
PENGERTIAN
KEPRIBADIAN MENURUT BEBERAPA AHLI
a. Yinger
Kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan system
kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian instruksi.
b. M.A.W Bouwer
Kepribadian adalah corak tingkah laku social yang meliputi corak kekuatan,
dorongan, keinginan, opini dan sikap-sikap seseorang.
c. Cuber
Kepribadian adalah gabungan keseluruhan dari sifat-sifat yang tampak dan dapat
dilihat oleh seseorang.
d. Theodore R.
Newcombe
Kepribadian adalah organisasi sikap-sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar
belakang terhadap perilaku.
e. Gordon
W.Allport. Kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis darisistem
psiko-fisik indvidu yang menentukan tingkah laku .
Kepribadian
adalah seperangkat karakteristik psikologis yang menentukan pola berpikir,
merasakan dan bertindak, yaitu individualitas pribadi dan sosial dari
seseorang. Pembentukan kepribadian adalah proses bertahap, kompleks dan unik
untuk setiap individu. Istilah ini digunakan dalam bahasa sehari-hari berarti
“semua keunggulan dari seseorang,” sehingga kita dapat mengatakan bahwa
seseorang memiliki “tidak ada kepribadian”.
Sifat sifat kepribadian
Struktur kepribadian berkisar di seputar upaya untuk mengindentifikasi dan
menamai karakteristik permanen yang menjelaskan prilaku individu atau seseorang
.Karakter yang melekat pada individu contoh nya : malu , agresif , pemalas
,ambisius ,setia dan takut .karakteristik tersebut jika di tunjukan dalam
berbagai situasi di sebut “ sifat sifat kepribadian”.
faktor2 penentu kepribadian
1 faktor keturunan seperti :
tinggi badan ,fisik , bentuk wajah , temperamen dan lain lain.
2 lingkungan seperti :
Faktor lingkungan memiliki peran dalam membentuk kepribadian seseorang
Contoh : Budaya membentuk nourma , sikap dan nilai yang di wariskan dari
generasi
Yang satu dengan generasi selanjut nya .
NILAI
A. PENGERTIAN NILAI
Nilai adalah
sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna
bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna
bagi kehidupan manusia.
Adanya dua macam nilai tersebut sejalan dengan penegasan pancasila sebagai
ideologi terbuka. Perumusan pancasila sebagai dalam pembukaan UUD 1945. Alinea
4 dinyatakan sebagai nilai dasar dan penjabarannya sebagai nilai instrumental.
Nilai dasar tidak berubah dan tidak boleh diubah lagi. Betapapun pentingnya
nilai dasar yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 itu, sifatnya belum
operasional. Artinya kita belum dapat menjabarkannya secara langsung dalam
kehidupan sehari-hari. Penjelasan UUD 1945 sendiri menunjuk adanya
undang-undang sebagai pelaksanaan hukum dasar tertulis itu. Nilai-nilai dasar
yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 itu memerlukan penjabaran lebih
lanjut. Penjabaran itu sebagai arahan untuk kehidupan nyata. Penjabaran itu
kemudian dinamakan Nilai Instrumental.
Nilai Instrumental harus tetap mengacu kepada
nilai-nilai dasar yang dijabarkannya Penjabaran itu bisa dilakukan secara
kreatif dan dinamis dalam bentuk-bentuk baru untuk mewujudkan semangat yang
sama dan dalam batas-batasyang dimungkinkan oleh nilai dasar itu. Penjabaran
itu jelas tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai dasarnya.
B. CIRI-CIRI
NILAI
Sifat-sifat
nilai menurut Bambang Daroeso (1986) adalah Sebagai berikut.
a. Nilai itu
suatu realitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia. Nilai yang bersifat abstrak
tidak dapat diindra. Hal yang dapat diamati hanyalah objek yang bernilai itu.
Misalnya, orang yang memiliki kejujuran. Kejujuran adalah nilai,tetapi kita
tidak bisa mengindra kejujuran itu. Yang dapat kita indra adalah kejujuran itu.
b. Nilai memiliki
sifat normatif, artinya nilai mengandung harapan, cita-cita, dan suatu
keharusan sehingga nilai nemiliki sifat ideal (das sollen). Nilai diwujudkan
dalam bentuk norma sebagai landasan manusia dalam bertindak. Misalnya, nilai
keadilan. Semua orang berharap dan mendapatkan dan berperilaku yang
mencerminkan nilai keadilan.
c. Nilai
berfungsi sebagai daya dorong/motivator dan manusia adalah pendukung nilai.
Manusia bertindak berdasar dan didorong oleh nilai yang diyakininya.Misalnya,
nilai ketakwaan. Adanya nilai ini menjadikan semua orang terdorong untuk bisa
mencapai derajat ketakwaan.
C. MACAM-MACAM
NILAI
Dalam filsafat,
nilai dibedakan dalam tiga macam, yaitu
a. Nilai logika adalah nilai benar salah.
b. Nilai estetika adalah nilai indah tidak indah.
c. Nilai etika/moral adalah nilai baik buruk.
Berdasarkan
klasifikasi di atas, kita dapat memberikan contoh dalam kehidupan. Jika seorang
siswa dapat menjawab suatu pertanyaan, ia benar secara logika. Apabila ia
keliru dalam menjawab, kita katakan salah. Kita tidak bisa mengatakan siswa itu
buruk karena jawabanya salah. Buruk adalah nilai moral sehingga bukan pada
tempatnya kita mengatakan demikian. Contoh nilai estetika adalah apabila kita
melihat suatu pemandangan, menonton sebuah pentas pertunjukan, atau merasakan
makanan, nilai estetika bersifat subjektif pada diri yang bersangkutan.
Seseorang akan merasa senang dengan melihat sebuah lukisan yang menurutnya
sangat indah, tetapi orang lain mungkin tidak suka dengan lukisan itu. Kita
tidak bisa memaksakan bahwa luikisan itu
indah.
Nilai moral
adalah suatu bagian dari nilai, yaitu nilai yang menangani kelakuan
baik atau buruk dari manusia.moral selalu
berhubungan dengan nilai, tetapi tidak
semua nilai adalah nilai moral. Moral berhubungan dengan kelakuan atau tindakan
manusia. Nilai moral inilah yang lebih terkait dengan tingkah laku kehidupan
kita sehari-hari.
Notonegoro dalam Kaelan (2000) menyebutkan adanya 3 macam nilai. Ketiga nilai
itu adalah sebagai berikut :
a. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani
manusia atau kebutuhan ragawi manusia.
b. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat
mengadakan kegiatan atau aktivitas.
c. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.
Nilai kerohanian meliputi
1) Nilai kebenaran yang bersumber pada akal (rasio, budi, cipta) manusia.
2) Nilai keindahan atau nilai estetis yang bersumber pada unsur
perasaan(emotion) manusia.
3) Nilai kebaikan atau nilai moral yang bersumber pada unsur kehendak
(karsa,Will) manusia.
Nilai religius yang merupakan nilai keohanian tertinggi dan mutlak serta
bersumber pada kepercayaan atau keyakinan manusia.
GAYA HIDUP
Gaya hidup
merupakan sebuah penggambarkan “keseluruhan diri seseorang” yang berinteraksi
dengan lingkungannya (Kottler dalam Sakinah,2002). Menurut Susanto (dalam
Nugrahani,2003) gaya hidup adalah perpaduan antara kebutuhan ekspresi diri dan
harapan kelompok terhadap seseorang dalam bertindak berdasarkan pada norma yang berlaku.Oleh karena itu banyak diketahui macam gaya
hidup yang berkembang di masyarakat sekarang misalnya gaya hidup hedonis, gaya
hidup metropolis, gaya hidup global dan lain sebagainya.
Gaya hidup hanyalah salah satu cara
mengelompokkan konsumen secara psikografis. Gaya hidup pada prinsipnya adalah
bagaimana seseorang menghabiskan waktu dan uangnya. Ada orang yang senang
mencari hiburan bersama kawan-kawannya, ada yang senang menyendiri, ada yang
bepergian bersama keluarga, berbelanja, melakukan kativitas yang dinamis, dan
ada pula yang memiliki dan waktu luang dan uang berlebih untuk kegiatan
sosial-keagamaan. Gaya hidup dapat mempengaruhi perilaku seseorang, dan
akhirnya menentukan pilihan-pilihan konsumsi seseorang .
Pendekatan gaya hidup cenderung mengklasifikasikan
konsumen berdasarkan variabel-variabel Activity, Interest, Opinion, yaitu
aktivitas, interes (minat), dan opini (pandangan-pandangan). Menurut Setiadi
sikap tertentu yang dimiliki konsumen terhadap suatu objek tertentu bisa
mencerminkan gaya hidupnya. Gaya hidup seseorang bisa juga dilihat dari apa
yang disenangi, ataupun pendapatnya mengenai objek tertentu.
Gaya hidup hanyalah salah satu cara
mengelompokkan konsumen secara psikografis. Gaya hidup pada prinsipnya adalah
bagaimana seseorang menghabiskan waktu dan uangnya. Ada orang yang senang
mencari hiburan bersama kawan-kawannya, ada yang senang menyendiri, ada yang
bepergian bersama keluarga, berbelanja, melakukan aktivitas yang dinamis, dan
ada pula yang memiliki dan waktu luang dan uang berlebih untuk kegiatan
sosial-keagamaan. Kasali menyatakan bahwa gaya hidup mempengaruhi perilaku
seseorang, dan akhirnya menentukan pilihan-pilihan konsumsi seseorang.
Konsep Gaya
Hidup dan Pengukurannya
Gaya hidup
adalah bagaimana seseorang menjalankan apa yang menjadi konsep dirinya yang
ditentukan oleh karakteristik individu yang terbangun dan terbentuk sejak lahir
dan seiring dengan berlangsungnya interaksi sosial selama mereka menjalani
siklus kehidupan.
Psikografi
adalah variabel-variabel yang digunakan untuk mengukur gaya hidup. Bahkan
sering kali istilah psikografi dan gaya hidup digunakan secara bergantian.
Beberapa variabel psikografi adalah sikap, nilai, aktivitas, minat, opini, dan
demografi.
Teori
sosio-psikologis melihat dari variabel sosial yang merupakan determinan yang
paling penting dalam pembentukan kepribadian. Teori faktor ciri, yang
mengemukakan bahwa kepribadian individu terdiri dari atribut predisposisi yang
pasti yang disebut ciri (trait).
Konsep gaya
hidup konsumen sedikit berbeda dari kepribadian. Gaya hidup terkait dengan
bagaimana seseorang hidup, bagaimana menggunakan uangnya dan bagaimana
mengalokasikan waktu mereka. Kepribadian menggambarkan konsumen lebih kepada
perspektif internal, yang memperlihatkan karakteristik pola berpikir, perasaan
dan persepsi mereka terhadap sesuatu.
Ada 3 Faktor
yang mempengaruhi Gaya Hidup Konsumen :
1. Kegiatan
yaitu bagaimana konsumen menghabiskan waktunya.
2. Minat
yaitu tingkat keinginan atau perhatian atas pilihan yang dimiliki konsumen.
3. Pendapat
atau pemikiran yaitu jawaban sebagai respon dari stimulus dimana semacam
pertanyaan yang diajukan.
Contoh nyata
pada kehidupan sehari-hari :
Di
Amerika Serikat kelas sosial ini seperti yang diklasifikasikan oleh Coleman
menjadi 7 kelas sosial masing-masing kelas Atas-Atas, Atas Bawah, Menengah
Atas, kelas Menengah, kelas Pekerja, Bawah
Atas,
Bawah-bawah
Sementara
di Kota Jakarta, hasil penelitian Sosiologi UI yang tertuang dalam Rencana Umum
Pembangunan Sosial Budaya DKI Jakarta 1994-1995, dapat distratifikasikan dalam
lima strata, yaitu lapisan elite, lapisan menengah, lapisan peralihan, lapisan
bawah, dan lapisan terendah.
Dalam perilaku konsumen secara samar orang membedakan pengertian kelas sosial
dengan pengertian status sosial. Jika kelas sosial mengacu kepada pendapatan
atau daya beli, status sosial lebih mengarah pada prinsip-prinsip konsumsi yang
berkaitan dengan gaya hidup.
Pengukuran
Ganda Perilaku Individu
Faktor-faktor
yang mempengaruhi perilaku individu terhadap pengambilan keputusan konsumen :
1. sikap
orang lain
2. Faktor
situasi tak terduga
Konsumen
mungkin membentuk kecenderungan pembelian berdasar pada pendapatan yang
diharapkan, harga, dan manfaat produk yang diharapkan.
Ada 5 tahap
proses pengambilan keputusan pembelian terdiri dari :
1.Pengenalan
Kebutuhan
Proses
pembelian bermula dari pengenalan kebutuhan (need recognition)-pembelian
mengenali permasalahan atau kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan
antara keadaan aktual dan sejumlah keadaan yang diinginkan.
2.Pencarian
Informasi
Konsumen
yang tergerak mungkin mencari dan mungkin pula tidak mencari informasi
tambahan. Jika dorongan konsumen kuat dan produk yang memenuhi kebutuhan berada
dalam jangkauannya, ia cenderung akan membelinya.
3.Pengevaluasian
Alternatif
Cara
konsumen memulai usaha mengevaluasi alternatif pembelian tergantung pada
konsumen individual dan situasi pembelian tertentu. Dalam beberapa kasus,
konsumen menggunakan kalkulasi yang cermat dan pikiran yang logis.
4.Keputusan
Pembeli
Tahap
pengevaluasian, konsumen menyusun peringkat merek dan membentuk kecenderuangan
(niat) pembelian. Secara umum, keputusan pembelian konsumen akan membeli merek
yang paling disukai, tetapi ada dua faktor yang muncul diantara kecenderungan
pembelian dan keputusan pembelian.
5.Perilaku Setelah Pembelian
Pekerjaan
pemasar tidak hanya berhenti pada saat produk dibeli. Setelah membeli produk,
konsumen akan merasa puas atau tidak puas dan akan masuk ke perilaku setelah
pembelian yang penting diperhatikan oleh pemasar.
Sumber :